A NITA

SALAM PISAH

Layaknya org maumere mengadakan acara lepas lajang, saya juga mengadakan semacam acara pelepasan. Pelepasan dari segala sesuatu yg mengikat yg membuat diri ini susah melangkah. Memang hal sperti ini layak ntuk diacarakan dalam sebuah momen khusus. Tapi sikon tak mendukung.

Sebuah momen ntuk dapat diingat bahwa slama ini semuanya seperti mimpi. Mimpi ntuk membangun istana sampai lupa bahwa tak satupun gubuk yg sempat dibangun.

Hari ini, menjadi hari kepastian ntuk meninggalkan semuanya yg melekat di kota maumere manise, terlebih di kota kecil yg manis ini, NITA.

Sebuah nama kota tempat saya diberikan kesempatan ntuk mengores seribu mimpi dan menghadirkan selaksa rasa. Rasa yg sulit ntuk dicari pengertiannya bahkan ntuk didefenisikan sekalipun.

NITA
nama yg slalu punya banyak makna. Pernah memberikan kepastian di awal. Lalu hilang di tengah. Muncul lagi di akhir, lalu sirna selamanya.

Ini seperti sebuah tragedi. Tapi sungguh ini memang tragedi. Tragedi yg harus dirayakan bukan di atas pentas sandiwara. Bukan juga di atas di pentas kehidupan. Tapi dalam mimpi.

Biarlah tragedi ini kuanggap sebagai mimpi. Bila saatnya tiba, aku hanya sekedar bangun dari tidur ntuk melupakannya.

Memang tak mudah menganggap semuanya sebagai mimpi lalu melupakanya seperti trbangun dari tidur dipagi hari. Tapi demikianlah, mimpi bisa memberi sedikit kelegahan biar hanya sejenak.

NITA
Kalo jodoh, kita akan bertemu lagi di bawah empat mata. Bukan untuk sekedar menggores mimpi sperti di dunia maya tempat anak2 alay bermedsos ria tapi untuk merajut tali kasih yg nyata tanpa dibatasi kuota internet dan sinyal telkomsel.

#Goodbye


Comments